Bagaimana Membangun Suasana Kondusif di Lingkungan Kerja ? (Bagian I)
Suasana kerja termasuk pemicu utama yang berdampak pada produktifitas. Suasana kerja yang nyaman, kondusif dan membuat betah dalam proses penyelesaian suatu pekerjaan adalah harapan setiap instansi kerja dan idaman setiap karyawan. Menciptakan suasana kerja seperti itu bisa di bilang gampang-gampang susah, karena tidak hanya melibatkan sarana kerja yang memadai namun juga melibatkan faktor human yang sudah dari “sononya” membawa kompleksitas masalah.
Tantangan untuk mewujutkan suasana kerja yang kondusif pasti akan menghadapi kendala yang tidak sedikit. Namun hal itu harus tetap diupayakan, karena akan menimbulkan efek berantai yang menyebabkan bisa atau tidaknya sebuah instansi kerja berkembang ke arah lebih baik.
Ada beberapa variabel yang berpengaruh dalam hal ini, dan variabel ini saling mempengaruhi sehingga penurunan nilai variabel tertentu sangat berpengaruh pada pencapaian variabel lain. Lalu variabel apa saja itu ?
- Variabel Apresiasi
Apresiasi atau Penghargaan atas prestasi kerja menjadi unsur penting untuk memicu motivasi dan produktivitas kerja. Apresiasi ini tidak melulu berasal dari instansi kerja berupa bonus atau tambahan gaji misalnya, tapi justru yang terpenting berasal dari rekan kerja dan atasannya. Suasana kerja yang diciptakan dengan memasukan unsur saling menghargai dan menghormati sebagai dasar untuk menciptakan keakraban kerja akan meminimalkan resiko terjadinya benturan sikap yang tidak perlu. Salah satu tips penting untuk mewujutkan hal ini adalah hindari bergosip yang membahas kelemahan atau permasalahan rekan kerja, atau lebih parah lagi bersikap memandang sebelah mata dan merendahkan terhadap rekan kerja yang sedang tersandung masalah.
2. Variabel Punisment yang bijaksana
Punisment / hukuman memang hanya bersifat hitam – putih , benar -salah. Sifat hukuman yang kaku itu tidak bisa dihindari, karena seperti itulah hakekat sebuah aturan. Yang menjadi persolan bukan terletak pada apa yang tertulis namun pada aplikasinya di tingkat lapangan. Setiap individu itu unik, dan pasti berbeda dengan individu lain. Demikian pula kalau misalnya terjadi pelanggaran aturan, maka latar belakang terjadinya pelanggaran tersebut bisa berbeda walaupun untuk kasus yang sama. Penjatuhan punisment inilah yang harus dilakukan dengan hati-hati dan bijak agar efek jera sebagai tujuan sebuah hukuman tercapai, namun tidak mematikan kreativitas dan motivasi kerja dengan harapan individu tersebut walau pernah melakukan pelanggaran tetap bisa memberikan kontribusi positif dalam instansinya.
3. Variabel keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi
Kelelahan kerja adalah faktor pemicu memburuknya performa kerja . Kelelahan kerja tersebut berpengaruh pada kualitas hidup seseorang, dan berdampak pada menurunnya motivasi kerja. Tugas utama sebuah instansi untuk mengatasi hal ini adalah melakukan pembagian kerja dengan waktu yang masuk akal sehingga setiap karyawan memiliki waktu yang seimbang untuk kantor dan kehidupannya. Dengan pengaturan tersebut diharapkan seorang karyawan bisa menunjukan performa kerja terbaik bagi instansinya sebagai bentuk timbal balik.
Kelelahan kerja juga bisa disebabkan munculnya masalah pribadi yang terbawa dalam lingkungan kerja, artinya walau instansi telah membagi waktu kerja dengan baik namun dikarenakan karyawan tersebut sedang mengalami masalah pribadi yang membuat alokasi waktu yang telah disediakan oleh instansi bagi kehidupan pribadi tidak mencukupi. Fase seperti ini lebih rumit, namun harus tetap dilalui. Untuk melalui fase ini ternyata peran rekan kerja dan atasan lebih dominan karena merekalah yang menerima dampak langsung dalam keseharian kerja. Jangan terburu-buru untuk memberikan nasehat kepada rekan kerja yang sedang bermasalah selama yang bersangkutan tidak meminta saran. Langkah bijak untuk hal ini adalah memberikan ruang dan waktu yang cukup untuk menyelesaikan masalah secara mandiri seperti kata pepatah “ yang ini juga akan berlalu”.
Jangan menghilangkan perhargaan kepada rekan kerja yang sedang bermasalah , apalagi ternyata rekan kerja tersebut tetap berusaha menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya walaupun sedang tertimpa masalah maka berilah apresiasi yang bagus untuknya karena belum tentu kita bisa menyelesaikan pekerjaan seperti dirinya apabila menghadapi masalah yang sama.
Oleh : Habibu Rokhman (Pengelola situs / Web BKD Trenggalek )